Two A.M, and the rain is falling
Here we are, at the crossroads once again
You're telling me you're so confused
You can't make up your mind
Is this meant to be
You are asking me
Lagu ini menggema di telinga melalui hands free saat memasuki Starbuck Coffe, tempat biasa kami nongkrong bersama untuk mencari WIFI gratisan sambil menikmati kopi. Bedanya bukan jam 2 dini hari seperti lagu tersebut, tapi ini pas jam 2 siang, saat orang-orang selesai menikmati makan siang dan kami memilih menikmati kopi saja, pertengahan Januari lalu.
Saya dan sahabat saya memilih duduk di pojok dengan dua kursi berhadapan. Di sebelah kami ada dua BMI yang kebetulan juga sedang menikmati kopi dan sepertinya terlibat pembicaraan yang serius.
Setelah memesan dua gelas kopi plus cake sebagai pasangannya, kami pun mulai membuka obrolan. Saya mematikan MP3 di hape dan meletakkannya di atas meja. Mulai menyeruput kopi dan menikmati cake, lumayan menghangatkan perut ditengah cuaca 8 derajat.
Bukan sengaja, tapi saya mendengar dengan jelas obrolan dua orang di meja sebelah. Bahan yang mereka obrolkan adalah seputar lelaki dan suami. Menarik mendengar mereka saling bergantian mengeluarkan penilaian masing-masing tentang kriteria suami ideal yang baik.
"Jangan sampek punya suami selingkuh, cukup waktu pacaran aja kita diselingkuhi." kata mbak yang satu.
"Iya. Kayak temenku ni, kasian dia. Pacarnya selingkuh padahal sudah diberi kepercayaan lebih." timpal satunya.
"Karma itu ada, mbak. Orang kayak gitu pasti dapat balasannya nanti." jawab mbak satunya.
"Tetanggaku ada tuh yang kayak gitu, mbak. Selingkuh juga padahal kedua keluarga sudah sama-sama dekat. Dia dapat karma juga akhirnya. Bukan hanya dibalas dengan selingkuh, tapi sering banget dapat sial hidupnya." tambahnya lagi.
Karma itu ada. Benar memang, apa yang kita tanam itulah yang akan kita tuai nantinya.
"Iya, memang karma itu ada." kata sahabat saya.
Lalu dia pun menceritakan masa lalunya yang hampir mirip dengan apa yang sedang dibahas oleh kedua orang yang duduk di sebelah kami tadi. Bukan sekali, sudah dua kali sahabat saya ini ditinggal pacarnya karena selingkuh dengan perempuanlain, duuh.
Untung sahabat saya bisa segera bangkit menata hati dan perasaannya. Kedua orang yang telah menyakiti hatinya tersebut sudah mendapat karma masing-masing dari perbuatan mereka.
"Laki-laki memang gak bisa jauh dari perempuan. Seribu satu kayaknya yang betah bisa setia menunggu perempuannya saat berjauhan." ungkap sahabat saya.
Hmmm, ya ya ya ya. Fakta memang membuktikan seperti itu. Menjalin hubungan jarak jauh memang sangat riskan, tapi bukan berarti tidak bisa.Tergantung orangnya. Meskipun si lelaki melewati ribuan gadis yang lebih cantik dan sebaliknya si perempuan melewati ribuan lelaki yang jauh lebih cakep, selama kesetiaan tertanam pasti tidak akan tergoda.
Tapi, jangankan yang masih sekedar pacaran, la yang sudah punya anak saja juga rawan terhadap perselingkuhan. Iman. Ya, iman harusnya sebagai pengendali atas perasaan yang ditimbulkan oleh godaan-godaan yang datangnya tanpa diduga. Meskipun ada yang bilang "iman gak ngaruh, namanya juga perasaan, gak bisa dibohongi. " Kalau ini ungkapan orang yang benar-benar tidak punya rasa takut sama Allah, apalagi punya iman.
Mencari yang ganteng atau cantik itu jumlahnya banyak, tapi mencari yang setia itu sangat langka.
Pernah mendengar kalimat seperti ini, kan? Anda mau jadi yang langka, tidak? Memang masalah yang sering dihadapi teman-teman BMI di perantauan adalah kebanyakan soal asmara. Baik yang sudah berumah tangga maupun yang sudah tunangan atau yang masih pacaran.
Saya jadi ingat percakapan dengan beberapa sahabat dan seseorang yang saya anggap seperti Om saya yang saat itu pembahasan kami seputar hubungan asmara jarak jauh, beliau bilang begini,
"Beruntunglah kalau pacar kalian itu selingkuhnya saat kalian masih pacaran. Kalau sudah punya anak? Sakitnya pasti akan berlipat-lipat." kata beliau kepada saya dan beberapa sahabat yang sedang berkumpul bersama.
"Jadi selingkuh harus disyukuri ya kalau masih pacaran."tanya saya.
"Lo iya, untungnya masih pacaran, belum menikah." jawab beliau lagi.
"Kalau orang baik, jangankan untuk selingkuh, berbohong sekali aja dia pasti takut sama Allah." tambahnya
"Orang kalau sudah bohong sekali, kebohongan lainnya akan menyusul, apalagi orang selingkuh. Saat ini mendapat yang lebih cantik dari kamu, misalnya. Lain kali dia pasti akan melirik orang yang lebih cantik lagi dari selingkuhannya itu."
Obrolan kami jadi melebar kemana-mana. Bergantain bercerita tentang kisah-kisah serupa. Yah, dunia memang penuh dengan warna. Dunia perselingkuhan maksudnya :D
Saya jadi tersenyum sendiri mengingat obrolan dua mbak di Starbuck Caffe tersebut. Beruntunglah mbak, dia selingkuh saat kalian masih pacaran, dan percayalah bahwa karma itu ada.
Bersyukurlah bahwa kesempatan untuk mendapatkan yang jauh lebih baik dari orang yang telah menyakitimu sangat terbuka lebar. Positif thinking aja, mbak. Ini cara Allah menjauhkanmu dari orang yang salah. Allah telah menyiapkan orang yang benar, yang pasti akan memperlakukanmu dengan sangat baik nantinya. Akan menjagamu, menyayangimu, menuntunmu dan menjadikanmu orang yang paling berharga dalam hidupnya dan tidak akan pernah menyia-nyiakanmu.
Sabar ya, mbak. Meskipun tidak membaca tulisan ini. Tulisan ini adalah doa untukmu dan doa buat orang-orang yang tersakiti.
Hanya orang-orang pilihan yang akan dimasukkan ke dalam dunia patah hati. Dan hanya orang-orang pilihan juga yang berhasil melewati dunia patah hati ini. Beruntunglah bisa melewati dunia patah hati karena tidak semua orang bisa melaluinya.
Yakin deh, Allah tidak ingin mbak menghabiskan waktu dengan orangyang salah, makanya Allah menjauhkan kalian. Sabar ya mbak, pilihan-Nya pasti tidak pernah salah dan rencana-NYA selalu jauh lebih indah dari harapan dan impian manusia J